Laporan Hasil Praktikum Biologi
Percobaan Ingenhousz
Oleh:
Kelompok
1
XII
MIPA 1
Anisa Susianti
Datu Nurfatahitah
Ainun Tamran
Muhammad Arsyad
Nurul Annisa
Ulil Harirah
Hidayah
Uthiya Latifah
Mukrimah
Zakiah Harris
Tahun Pelajaran 2016/2017
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap makhuk hidup
memiliki beberapa ciri atau sifat dasar. Salah satu yang utama adalah makhluk
hidup perlu makanan dan mengeluarkan zat sisa. Apabila kita cermati, sifat
dasar tersebut mengarahkan kita kepada suatu mekanisme yang terjadi di dalam
tubuh makhluk hidup yang disebut dengan metabolisme.
Metabolisme yang
terjadi pada setiap jenis makhluk hidup tentunya tidak sama. Bergantung
komponen penyusun makhluk hidup tersebut dari tingkat seluler hingga organisme.
Dalam proses metabolisme terjadi berbagai reaksi kimia baik untuk menyusun
maupun menguraikan senyawa tertentu. Proses penyusunan tersebut disebut
anabolisme, sedang proses penguraiannya disebut katabolisme.
Salah satu contoh
proses metabolisme (anabolisme) yang sering kita dengar adalah proses
fotosintesis. Proses tersebut terjadi pada tumbuhan berklorofil, tepatnya pada
jaringan tiang / palisade dan bunga karang pada mesofil daun. Pada sel palisade
atau bunga karang, proses ini terjadi di dalam sebuah organel yaitu kloroplas.
Seperti yang telah diketahui, proses ini hanya dapat terjadi pada saat ada
cahaya. Cahaya itu dapat berupa cahaya matahari maupun cahaya lampu, yang
penting dalam cahaya tersebut terdapat sinar putih yang merupakan spektrum
cahaya dari cahaya mejikuhibiniu (merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu).
Selain cahaya matahari, proses fotosintesis juga membutuhkan karbon dioksida
dan air.
Pada proses
fotosintesis ini akan dihasilkan dua senyawa yaitu glukosa dan oksigen.
klorofil
CO2
+ H2O C6H12O6 +O2 + H2O
Untuk mengetahui
kandungan glukosa sebenarnya dapat diketahui dengan percobaan Sact sedang untuk
mengetahui kandungan oksigen dapat diketahui dengan menggunakan lidi yang
membara seperti pada percobaan Ingenhouz. Akan tetapi pada kesempatan ini, yang
akan dilihat bukanlah kandungannya, akan tetapi kecepatan proses tersebut bila
diberi perlakuan yang berbeda – beda terkait suhu, intensitas cahaya, dan
NaHCO3. Percobaan kami kali ini merupakan percobaan Ingenhousz.
1.2. Tujuan
1. Untuk
membuktikan bahwa dalam proses fotosintesis dihasilkan oksigen (O2)
2. Untuk
mengetahui pengaruh suhu, intensitas cahaya, dan CO2 terhadap kecepatan proses
fotosintesis.
1.3 RumusanMasalah
1.
Bagaimana pengaruh cahaya (merah, hijau, kuning, biru) terhadap kecepatan fotosintesis
hidrilia?
2.
Bagaimana pengaruh Na HCO3 terhadap kecepatan fotosintesis
tumbuhan hidrilia?
1.4 BatasanMasalah
Kami hanya
membahas dan menganalisa hasil percobaan yang telah kami lakukan.
1.5 Hipotesis
1.
Daun akan berfotosintesis bila mendapat cahaya matahari. Karena klorofil
hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari.
2.
Semakin tinggi intensitas cahaya maka akan semakin meningkat laju
fotosintesis.
F. Variabel
1. Variabel bebas : cahaya dan Na HCO3
2. Variabel kontrol : tanaman hidrilia
3. Variabel terikat : gelembung oksigen (O2)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Fotosintesis
berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti
penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O
dan CO2menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya.
Fotosintesis
hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang
berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari.
Fotosintesis
adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis
bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi
cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam
fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di
bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang
terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui
fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis
merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon
bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan
energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah
melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
Fotosintesis
dikenal sebagai suatu proses sintesis makanan yang dimiliki oleh tumbuhan hijau
dan beberapa mikroorganisme fotosintetik. Organisme yang mampu mensintesis
makanannya sendiri disebut sebagai organisme autrotof. Autotrof dalam rantai
makanan menduduki sebagai produsen. Pada prinsinya komponen yang dibutuhkan
dalam reaksi fotosintesis adalah CO2 yang berasal dari udara
dan H2O yang diserap dari dalam tanah. Selain itu sesuai dengan namanya,
foto “cahaya” reaksi ini membutuhkan cahaya matari sebagai energi dalam
pembuatan atau sintesis produk (senyawa gula dan oksigen).
Menurut Stone
(2004), reaksi fotosintesis dapat diartikan bahwa enam molekul karobondioksida
dan enam molekul air bereaksi dengan bantuan energi cahaya matahari untuk
dirubah menjadi satu molekul glukosa dan enam molekul oksigen. Glukosa adalah
molekul yang dibentuk sebagai hasil dari proses fotosintesis yang di dalamnya
tersimpan hasil konversi energi cahaya matahari dalam bentuk ikatan-ikatan
kimia penyusun molekul tersebut. Glukosa merupakan senyawa karbon yang nantinya
digunakan bersama elemen-elemen lain di dalam sel untuk membentuk senyawa kimia
lain yang sangat penting bagi organisme tersebut, seperti DNA, protein, gula
dan lemak. Selain itu, organisme dapat memanfaatkan energi kimia yang tersimpan
dalam ikatan kimia di antara atom-atom penyusun glukosa sebagai sumber energi
dalam proses-proses di dalam tubuh.
2.2 Klorofil Tumbuhan
Seperti
organisme lainnya, tanaman tersusun atas sel-sel sebagai unit dasar penyusun
kehidupan tanaman. Sel-sel tanaman mengandung struktur yang disebut kloroplas
(Chloroplast) yang merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Kloroplas adalah
organel khusus yang dimiliki oleh tanaman, berbentuk oval dan mengandung
klorofil (chlorophyll) yang dikenal dengan zat hijau daun. Seluruh bagian
tumbuhan yang merupakan struktur berwarna hijau, termasuk batang dan buah
memiliki kloroplas dalam setiap sel penyusunnya. Namun secara umum aktifitas
fotosintesis terjadi di dalam daun. Michael W. Davidsondalam
websetnya menyatakan bahwa kepadatan kloroplas di permukaan daun suatu tanaman
rata-rata sekitar satu setengah juta per milimeter persegi.
Fotosintesis
terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastid yang mengandung
pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada
mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel jaringan tiang (palisade) dan sel-sel
jaringan bunga karang (spons).
Di dalam
kloroplas terdapat klorofil pada protein integral membrane tilakoid. Klorofil
dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. klorofil a merupakan hijau
rumput (green grass pigment) yang mampu menyerap cahaya merah dan
biru-keunguan. Klorofil a ini sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis.
Klorofil b merupakan pigmen hijau-kebiruan yang mampu menyerap cahaya biru dan
merah kejinggaan. Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau dan
beberapa bakteri autotrof.
Klorofil
terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya kloroplas
itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang butir-butir yang
terkandung di dalamnya disebut grana. Pada tanaman tinggi ada dua macam
klorofil, yaitu:
1. klorofil-a : C55H72O5N4Mg,
berwarna hijau tua
2. klorofil-b : C55H70O6N4Mg,
berwarna hijau muda
Rumus bangunnya
berupa suatu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan Mg sebagai inti. Rumus
bangun ini hamper serupa dengan rumus bangun haemin (zat darah), di mana
intinya bukan Mg melainkan Fe. Pada klorofil; terdapat suatu rangkaian yang
disebut fitil yang dapat terlepas menjadi fitol C2H39OH,
jika kena air (hidrolisis) dan pengaruh enzim klorofilase. Fitol itu lipofil
(suka asam lemak), sedangkan biasanya disebut rangka porfin, sifatnya hidrofil
(suka akan air). (Dwidjoseputro, 1994:18)
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang kami pergunakan dalam meguji cara kerja enzim katalase adalah
metode eksperimen.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Kami melakukan percobaan ini di Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Kota
Mungkid pada hari Kamis, 19 September 2013 pukul 12.00 – 13.30 WIB.
3.3 Alat dan Bahan
1. Gelas kimia
ukuran 100 ml
2. Corong kaca
kecil
3. Tabung reaksi
4. Kertas minyak
berwana merah, kuning, biru, hijau
5. Na HCO3
6. Baskom plastik
/ ember kecil
7. Tumbuhan Hydrilla verticilata
8. Air
3.4 Cara Kerja
1.
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2.
Memasukkan 10 potongan tanaman hydrilla yang sudah
diikat dengan benang ke dalam corong. Diusahakan agar tanaman hydrilla tidak
keluar dari corong.
3.
Menutup bagian tabung corong dengan tabung reaksi.
4.
Memasukkan empat kawat penyangga ke dalam gelas kimia
untuk menjaga keseimbangan dari corong yang telah diisi dengan hydrilla.
Sebaiknya, jarak antara bawah corong dengan dasar gelas kimia tidak terlalu
jauh, sekitar 0,5 cm.
5.
Memasukkan gelas kimia ke dalam baskom yang berisi air,
diikuti dengan memasukkan corong yang di dalamnya berisi tanaman hydrilla ke
dalam gelas kimia tersebut. Selanjutnya tutup bagian tabung corong dengan
tabung reaksi, diusahakan tidak terbentuk ruang udara.
6.
Mengulangi langkah 3 sampai 5 untuk 4 corong
berikutnya.
7.
Menandai masing-masing gelas kimia sebagai gelas kimia
A, B, C, D, dan E.
8.
Meletakkan gelas kimia A di tempat yang terang dan
menambahkan NaHCO3.
9.
Meletakkan gelas kimia B, C, D dan E di tempat terang,
dengan menutup gelas kimia dengan kertas merah (B), biru (C), hijau (D), kuning
(E)
10. Menunggu
hingga muncul gelembung-gelembung udara yang tampak pada tabung reaksi.
11. Mengamati
dan mencatat banyaknya gelembung yang muncul selama 15 menit, lalu memasukkan
data ke tabel.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Dalam
melakukan percobaan ini, kita mengikuti beberapa tahap seperti yang telah
dijelaskan dalam langkah kerja. Untuk dapat membandingkan perbedaan banyaknya
gelembung yang dihasilkan maka perangkat percobaan diberi perlakuan yang
berbeda. Ada yang ditambahkan dengan NaHCO3 dan ada juga yang tutup dengan
kertas yang berbeda-beda warnanya. Hasil pengamatan yang kami lakukan disajikan
dalam tabel sebagai berikut :
Perangkat
|
Perlakuan
|
Gelembung
Gas
|
Keterangan
|
||
5 menit
|
10 meniit
|
15 menit
|
|||
A
|
NaHCO₃ + Cahaya Matahari
|
+++
|
+++
|
+++
|
Kecil,
cepat
|
B
|
Merah
|
+++
|
++++
|
++++
|
Kecil,
cepat
|
C
|
Biru
|
++
|
+++
|
++++
|
Kecil,
cepat
|
D
|
Hijau
|
+
|
++
|
+++
|
Besar,
cepat
|
E
|
Kuning
|
+
|
++
|
+++
|
Besar,
lambat
|
(Gambar 1: Tabel Pengamatan)
Keterangan:
+ : gelembung yang terbentuk sedikit
+ + : gelembung yang terbentuk sedang
+ + : gelembung yang terbentuk sedang
+++ : gelembung yang terbentuk banyak
+ + + + : gelembung yang terbentuk banyak sekali
+ + + + : gelembung yang terbentuk banyak sekali
4.2 Pembahasan
Gelembung yang dihasilkan pada
percobaan itu merupakan gas oksigen (O2). Gas ini terbentuk
karena proses fotolisis dimana air diuraikan menjadi gas oksigen yang akan
muncul berupa gelembung-gelembung dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
2H2O → 4H+ +
O2
Dari persamaan tersebut nampak
dihasilkan molekul gas O2 dari penguraian air.
Pada gelas
kimia B, C, D, dan E dengan kondisi
normal (tempat terkena
cahaya matahari langsung), proses fotosintesis berjalan cepat karena pada air
sebenarnya telah terdapat sejumlah CO2 terlarut dan mendapat energi
yang banyak untuk melakukan proses fotosintesis tersebut. Akan tetapi jumlah
gelembung yang terbentuk tidak sebanyak gelas kimia A yang menghasilkan gelembung banyak dan stabil. Hal ini disebabkan,
walaupun keduanya sama – sama memiliki energi untuk produksi yang melimpah
tetapi jumlah bahan baku yang tersedia tidak sama.
Pada gelas
kimia A diberi larutan NaHCO3. Penambahan larutan NaHCO3dimaksudkan
untuk menambah kandungan CO2 yang terdapat
dalam air, dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
NaHCO3 + H2O → NaOH + CO2 + H2O
Fungsi larutan
NaHCO3 disini sebagai
katalis dalam reaksi fotosintesis.
Gelas kimia yang diberi larutan NaHCO3 jumlah CO2 terlarutnya menjadi tinggi, di samping itu gelas kimia tersebut juga diletakkan di tempat yang terang (banyak energi untuk berfotosintesis). Oleh karena itu proses fotosintesisnya menjadi sangat cepat, karena disamping bahan baku tersedia banyak, energi untuk mengolahnya menjadi sejumlah produk juga melimpah, sehingga proses produksi (reaksi) yang berjalan dalam waktu 15 menit mendapatkan hasil yang banyak (gas O2 pada dasar tabung reaksi).
Gelas kimia yang diberi larutan NaHCO3 jumlah CO2 terlarutnya menjadi tinggi, di samping itu gelas kimia tersebut juga diletakkan di tempat yang terang (banyak energi untuk berfotosintesis). Oleh karena itu proses fotosintesisnya menjadi sangat cepat, karena disamping bahan baku tersedia banyak, energi untuk mengolahnya menjadi sejumlah produk juga melimpah, sehingga proses produksi (reaksi) yang berjalan dalam waktu 15 menit mendapatkan hasil yang banyak (gas O2 pada dasar tabung reaksi).
Dari hasil percobaan, semua
tanaman Hydrilla verticillata tidak
setiap corong mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang banyak.
Gelembung-gelembung ini terkumpul pada dasar tabung reaksi yang dalam keadaan
terbalik, sehingga membentuk rongga udara.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Terbukti
bahwa dalam proses fotosintesis menghasilkan gas oksigen. Ini ditunjukan dengan
menyalanya bara api yang didekatkan dengan mulut tabung reaksi yang berisi gas
hasil dari fotosintesis.
2. Faktor
intensitas cahaya yang terang (cukup/optimal) akan membuat proses fotosintesis
menjadi cepat tetapi bila cahaya yang tersedia sedikit, proses fotosintesis
menjadi lambat.
3. Faktor
kadar CO2 terlarut yang melimpah akan mengakibatkan proses fotosintesis
berjalan dengan cepat karena CO2 merupakan bahan baku dari proses
fotosintesis.
4. Suhu,
intensitas cahaya, dan kadar karbon dioksida yang tersedia berpengaruh terhadap
kecepatan proses fotosintesis.
5.2 Saran
1. Dibutuhkan
waktu yang lebih lama, dan waktu yang khusus (diluar jam pelajaran) untuk
melakukan percobaan ini agar kami lebih teliti dan intensif dalam menguji
faktor yang mempengaruhi fotosintesis.
2. Tanaman
hidrilla yang digunakan untuk setiap tabung hendaknya disama ratakan, karena
akan mempengaruhi data.
3. Tabung reaksi
untuk mengetahui banyak gelembung sebaiknya di luruskan posisinya untuk
memudahkan membedakan banyak sedikitnya gelembung yang dihasilkan.
5.3 Jawaban dari
Pertanyaan di Buku
1. Variabel bebas : cahaya dan Na
HCO3. Variabel kontrol : tanaman hidrilia. Variabel
terikat : gelembung oksigen (O2)
2. B, A, C, D, E. Tapi gelembung
udara yang paling banyak dan stabil adalah A.
3. Tidak ada yang tidak
menghasilkan gelembung udara.
4. Gas Oksigen.
5. Karena api bisa
menyala apabila ada oksigen.
6. Fungsi NaHCO3 yaitu
untuk menambah kadar CO2 di dalam air.
7. Karena yang ditambah
NaHCO3 gelembung udara yang dihasilkan semakin banyak.
8. Intensitas cahaya,
konsentrasi CO2, suhu, kadar air, dan kadar fotosintat.
9. 6 CO2 +
6 H2O => C6H12O6 + 6O2
DAFTAR
PUSTAKA
Kimball, 2002
Dwidjoseputro,1986
Malcome, 1990
Muhammad Wirahadikusumah, 1985: 99
0 comments